B.
CHOPARD & M. DROZ, Cellular Automata Modeling of Physical Systems,
Cambridge University Press, 1998.
STEPHEN
WOLFRAM, A New Kind of Science, Wolfram Media Inc., 2002.
M.
MITCHELL, P.T. HRABER, & J.P. CRUTCHFIELD, "Revisiting the
edge of chaos: Evolving cellular automata to perform computations",
Complex Systems,. No. 7, hal. 89-130, 1993.
HOKKY
SITUNGKIR, Epidemiology with Cellular Automata, Working Paper WPE2004,
Bandung Fe Institute, 2004.
|
GADGET:
otomata selular
Pada dasarnya, Otomata Selular bukanlah sebuah bidang yang baru dalam
evolusi ilmu pengetahuan. Otomata Selular merupakan sebuah sistem berhingga
dengan berbagai kisi yang mirip dengan papan catur dan tiap kisi diisi
oleh bidak-bidak yang dinamis, dan dalam dinamikanya mematuhi aturan-aturan
yang didefinisikan secara aljabar. Sekilas mungkin sederhana, namun
secara mendasar, inilah model dari evolusi sistem dalam kehidupan kita
sehari-hari. Matematikawan, fisikawan, dan ekonomi Amerika Serikat, John
von Neumann (1903-1957) merupakan tokoh yang memperkenalkan otomata
selular sebagai "mesin yang mampu mereplikasi
diri sendiri".
Perkembangan otomata
selular sebagai perangkat teknis komputasi telah banyak dilakukan antara
lain oleh John Horton Conway (otomata 2-dimensi
yang disebutnya sebagai "permainan kehidupan"),
Stephen Wolfram (khusus untuk bidang fisika
dan biologi), Christopher Langton (kehidupan
buatan), hingga sekarang.
Dalam perkembangannya,
Otomata Selular telah menjadi alat simulasi dan pemodelan dalam berbagai
bidang kehidupan: sains dan teknologi, fisika, kimia, biologi, bahkan
hingga dinamika fluida komputasional dalam sistem pesawat terbang dan
perancangan kapal laut, terus hingga ke filsafat dan sosiologi kontemporer.
Dalam menggunakan Otomata Selular sebagai alat untuk menjawab tantangan
pemodelan sistem sosial, kita memandang individu-individu penyusun sistem
sosial tersebut sebagai bidak-bidak sel (untuk selanjutnya disebut agen)
dengan memperhatikan pola tingkah lakunya sedemikian sehingga untuk satu
tematikal sistem kita membangun abstraksi aljabar untuk setiap respon
behavioral dari tiap agen. Dari sini kita memodelkan sistem sosial dalam
kacamata yang lebih sederhana untuk diberikan analisisnya.
Salah satu bentuk
penerapan otomata selular adalah pemodelan epidemiologi.
|
Otomata
Selular 1 Dimensi
..the
self-replicating machine...
|
John
Von Neumann
|
|
H.
G. SCHUSTER, Deterministic Chaos, Physik-Verlag, Weinheim &
VCH Publishers, 1984.
H.
G. SOLARI, Nonlinear Dynamics, IOP Publishing, 1996.
|
GADGET:
Persamaan differensial tak-linier
Salah satu metode
yang digunakan untuk memodelkan sistem dinamik adalah persamaan differensial,
sejauh mana bentuk persamaan differensial tersebut apakah linier atau
tak linier ditentukan oleh sistem dinamik tersebut. Hampir semua fenomena
alam adalah sistem dinamik tak linier, yang artinya mengalami perubahan
terhadap waktu dengan hubungan variabel-variabel yang terlibat memberi
pengaruh yang tidak proporsional.
Persamaan differensial
memformalkan pertanyaan yang muncul dalam sistem dinamik, yaitu: sebesar
apa perubahan suatu sistem jika terjadi perubahan waktu. Persamaan differensial
mengkaji perubahan sistem pada selang waktu mendekati nol, limit nol. Misalkan
jumlah penduduk merupakan fungsi dari waktu, yang artinya waktu menentukan
besarnya jumlah penduduk, dan kita hanya memiliki data berdasarkan sensus,
pada saat sensus ke lima jumlah penduduk sebesar P dan ketika sensus ke
enam jumlah penduduk sebesar Q, pertanyaan yang menggoda adalah berapa
besar jumlah penduduk pada tahun ke satu setelah sensus ke lima?
|
|
MARTIN
J. OSBORNE, An Introduction to Game Theory, Oxford University Press,
2001.
ROBERT
AXELROD, The Evolution of Cooperation, Basic Books, 1984.
JEAN-MARIE
BALAND & JEAN-PHILLIPE PLATEAU, Halting the Degradation of Natural
Resources, Food and Agricultural Organizations of the United Nations,
1996.
SCOTT
MOSS, "Game Theory: Limitations and An Alternative",
Journal of Artificial Societies and Social Simulation 4(2), 2001.
|
Gadget:
Teori Permainan
Teori Permainan secara
umum didasarkan pada teori tentang pilihan rasional. Teori ini adalah
teori yang didasarkan pada asumsi bahwa tiap pengambil keputusan memilih
pilihan yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya dari semua
pilihan tindakan yang dapat diambilnya. Kata rasional di sini
adalah sebuah batasan bahwa si pengambil keputusan akan konsisten pada
pilihannya sebagai hal yang terbaik menurutnya. Beberapa komponen dasar
dari teori ini adalah:
1.
Agen
Agen adalah orang yang mengambil keputusan dalam permainan yang dibuat.
Tiap agen mendapatkan himpunan tindakan yang mungkin diambilnya yang berisikan
keuntungan yang diambilnya dari tindakan tersebut serta risiko yang mungkin
didapatkannya dari pilihannya tersebut. Secara konsisten agen akan memilih
pilihan terbaik yang menurutnya akan memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya
bagi dirinya dan kerugian serta risiko yang sekecil-kecilnya.
2.
Pilihan dan fungsi ganjaran
Dalam setiap putaran permainan, akan terdapat himpunan pilihan yang dapat
diambil oleh agen. Tiap pilihan ini akan mengandung fungsi ganjaran, yaitu
fungsi yang menunjukkan ganjaran yang didapatkan oleh agen jika pilihan
tersebut diambil olehnya. Fungsi ganjaran akan bervariasi tergantung dari
keuntungan dan kerugian yang mungkin didapat dari masing-masing pilihan
tersebut. Dalam menyusun fungsi ganjaran pada setiap pemodelan teori permainan
dibutuhkan pengetahuan yang holistik dari permainan tersebut. Di sinilah
letak tajamnya analisis yang digunakan dalam teori permainan.
Semenjak Von Neumann,
terminologi permainan telah menjadi sebuah metafora ilmiah
yang memiliki pemaknaan tertentu dalam ilmu tentang interaksi manusia
dan hasil dari interaksi ini bergantung kepada strategi interktif dari
dua atau lebih agen sesuai dengan fungsi ganjaran yang ada. Beberapa diskusi
yang menarik dalam teori permainan antara lain:
a.
Apa artinya memilih strategi secara rasional tatkala hasil
yang didapat bergantung pula pada strategi orang lain dan saat informasi
yang diterima oleh agen tidak lengkap?
b. Dalam
sebuah permainan yang masing-masing agen dapat saling menguntungkan dan
saling merugikan, apakah rasional untuk bekerja sama (koperatif)
dengan risiko kerugian sendiri tatkala lawan tidak koperatif demi menghindari
kerugian bersama, atau apakah rasional untuk bertindak agresif
untuk mencari kerugian lawan dengan kemungkinan keduanya merugi?
c. Jika
pertanyaan nomor 2 adalah kadang-kadang, dalam lingkungan
yang bagaimanakah bertindak agresif itu rasional dan kapan pula harus
koperatif?
d. Apakah
berarti hubungan antar manusia itu bisa berbeda-beda dalam beberapa lingkungan
relasi?
e. Mungkinkah
hukum moral untuk koperatif muncul secara spontan dari interaksi di mana
pemainnya rasional dan egois?
f. Sebenarnya
bagaimanakah perilaku manusia berkenaan dengan tindakan rasional
dalam kasus-kasus seperti ini?
g. Jika
memang berbeda, dalam situasi macam apa seseorang cenderung menjadi koperatif,
rasional, atau agresif?
Inilah yang akan
dibahas dalam sebuah diskursus bernama teori permainan. Meski harus diakui
bahwa teori permainan yang ada sekarang sudah agak berbeda dari teori
permainan pada masa awal pembentukan atau bentuk generiknya dahulu. Pada
bagian selanjutnya kita akan mencoba membahas bagaimana teori permainan
dimasukkan dalam diskursus komputasi sistem dinamik, dan bagaimana kritik
yang buruk yang sering dilontarkan untuk diskursus teori permainan pada
dasarnya lebih sering mengada-ada dan menunjukkan bagaimana kritik tersebut
lahir dari kekurangpahaman tentang agen apa yang dimaksud dengan rasional.
Contoh penggunaannya
adalah analisis munculnya kerja sama dari individu yang egois dengan menggunakan
model evolusioner pada permainan Dilema Tahanan. Dilema tahanan dapat
diringkas dalam cerita berikut:
Berawal
dari dua orang perampok yang tertangkap. Mereka berdua tertangkap dekat
sebuah tempat kejadian perampokan. Mereka ditahan pada dua ruangan terpisah,
dan secara terpisah pula diperiksa oleh polisi. Tiap tersangka disuruh
untuk memilih mengaku atau menyalahkan yang lain. Jika keduanya tidak
mengaku, maka keduanya akan ditahan selama 1 tahun karena kejahatan membawa
senjata api. Jika keduanya mengaku bersalah maka keduanya akan dipenjara
selama 10 tahun. Namun jika seorang dari mereka mengaku sementara yang
lain tidak, maka yang mengaku akan dibebaskan karena telah bekerja sama
dengan polisi, sementara yang tidak mengaku akan dipenjara selama 20 tahun,
sebagai hukuman maksimum atas kejahatan perampokan yang dilakukannya.
Dari sini kita bisa melihat bahwa strateginya adalah mengaku atau tidak
mengaku. Fungsi ganjarannya menunjukkan ganjaran atas apa yang mereka
pilih. Bagaimana mereka menyelesaikan permainan ini? Bagaimanakah strategi
yang paling rasional? Masing-masing tahanan tidak mengetahui temannya
memilih apa. Mungkin salah seorang perampok akan mengatakan, dua
hal mungkin terjadi dan itu sangat ditentukan apakah temanku mengaku atau
tidak. Jika temanku tersebut mengaku maka aku ditahan 20 tahun jika aku
tidak mengaku, namun ditahan 10 tahun jika aku juga mengaku. Namun jika
temanku tidak mengaku dan aku juga, maka kamu hanya ditahan 1 tahun, dan
aku akan bebas jika aku mengaku. Tentu lebih baik jika aku mengaku saja,
agar semuanya tergantung kepada temanku tersebut, apakah aku bebas atau
aku akan ditahan hanya 10 tahun bersamanya. Siapa tahu, jika ternyata
temanku itu tidak mengaku
. Namun sayangnya, temannya juga
berpikiran sama. Akhirnya kedua orang itu mengaku dan masing-masing dipenjara
10 tahun. Kasus selesai. Namun jika saja mereka bertindak sedikit irasional
alias nekat, dan memilih diam atau tidak mengaku, mungkin mereka hanya
ditahan selama setahun. Itulah dilema yang terjadi pada mereka: antara
rasional dan sedikit nekat.
Bagaimana ini menggambarkan
pola interaksi sosial kita?
|
Papan
catur adalah dunia;
Bidak-bidaknya adalah fenomena semesta;
Aturan permainannya adalah apa yang kita sebut hukum alam.
Pemain di sisi lain tersembunyi dari kita.
Yang kita tahu adalah permainannya selalu adil, jujur, dan penuh kesabaran.
- T. H. Huxley-
Pemodelan
tragedy of the common (Dilema Tahanan untuk N-orang) menggambarkan
bahwa jumlah orang yang tak koperatif selalu lebih besar dari
yang koperatif. Model ini banyak digunakan dalam analisis dan
konstruksi teori tentang ketersediaan sumber daya alam.
|
|